Rabu, 03 Juni 2009

People Management






People Management

Hari yang cukup melelahkan di minggu ini. Entah ga tahu kenapa orang (management, red.) lagi pada sibuk-sibuknya berbicara mengenai people handling sebagai bagian dari people management. Memang belakangan ini internal team sedang dihadapkan kepada kasus yang berkaitan dengan "industrial dispute" untuk para pegawai outsource. Sebenarnya fenomena ini sudah kerap terjadi, entah itu yang namanya pesangon lah, status karyawan lah, persamaan hak dan fasilitas lah, sampai yang memuncak saat ini adalah issue recruitment yang tidak merata.
Banyak anggapan bahwa peran di dalam hubungan industrial dan administrasi merupakan peran yang tidak begitu besar tetapi sangat "nyesek".
Kenapa begitu ? Peran di unit ini membutuhkan sentuhan seni yang cukup mumpuni, bahkan saking "me-nyeni-nya" orang di unit ini, mereka bisa terjebak dalam situasi "bluffing" dan "ngeles". Di situlah sebenernya peran yang harus hati-hati dijalankan agar tidak terlalu berlebihan bahkan terbiasa untuk "ngeles". Tetapi apa mau dikata dikala pressure mendera, semua jurus harus dikeluarkan, termasuk "ngeles" tadi...

Singkat kata, sebenernya kalau dikembalikan kepada konsep people management (sayangnya saya blm sempet liat definisi aslinya), bagaimana sih cara untuk handle dispute ini ? apakah ada guideline yang terukur dan fatwa2 benar atau salahnya kah ?
Hmm.... pertanyaan yang mungkin tidak akan ditemukan jawaban secara actual-nya, tetapi kalau secara teoritis mungkin ada jawabannya.
Di batin saya terbersit suatu statement yang "menggelitik" yang berasal dari teman saya, yaitu:
"yah, semuanya kembalikan saja ke hati nurani elo...."
Suatu jawaban yang cukup lugas dan menyentuh, tetapi mengandung makna dan analisis berpikir yang dalam sebelum mengambil keputusan...

Menjelang Isya' berkumandang
M. Asyri Nugraha hidayatullah

Minggu, 31 Mei 2009

Kawah Itu...



















Kawah Itu...


Savana itu yang begitu kurindu
Terhampar luas pesona ekosistem yang memikat
Tak ayal hati ini pun bergelora
Akan dendang angin beserta tarian dedaunan

Nun jauh disana kutemukan kasih sayang
Yang teramat besar nan mulia
Fenomena indah dan memikat
Menjaga kestabilan alam

Di senja yang teramat dingin
Kucoba memandang keindahanmu
Berteman hembusan angin fajar
Dan kesejukan banyu nan jernih

KeagunganMU dengan kawah nan indah
Menjadi pesona tanda syukur
Sekaligus tanda tanya nan besar
Akan maksud penciptaan ini

Rindu semakin menggelora
Tatkala kau tampakkan keindahanmu
Berbaris mendekat bersama mahameru
Jalinan kekuatan alam

Akankah diri ini bertemu denganmu lagi
Menggapai alunan damai dan tenteram
Sembari menikmati kebesaranNYA
Dengan makna sebenarnya..

Irama khidmat berharap Syurga
M. Asyri Nugraha Hidayatullah

Rabu, 27 Mei 2009

Kohesi






Kohesi


Genderang takbir berkumandang
Sayup adzan terdengar
Gemparkan fajar yang akan menyingsing
Menyingkap benang putih sang cumulus nimbus


Permadani elok terbentang di peraduan
Curahan nikmatMU dalam tidurku
Tak jua sadar diri ini
Akan kasih sayangMU menjaga lelapku

Khalifah di dunia
Ah...betapa besar dan mulia peran itu
Tatkala sekawanan mahameru dan biduk angkasa
Tak mampu memikul amanah itu


Derap langkah kaki dan ayunan tanganku
Bersenandung mengais nikmatMU
Dari waktu fajar memancarkan cahayanya
Hingga masa mencapai titik infiniti


Hanya simpuh sujud dan lantunan dzikir
Pertanda rasa syukur akan karuniaMU
Menjadi sandi komunikasi khalifah kepada Rabb
Maka nikmatNYA yang mana lagi yang kau dustakan


Alangkah indahnya
Ketika nikmatnya kohesi terasa
Antara diri dan RabbMerasuk ke relung qalbu
Duhai pemilik kerajaan langit dan bumi
Berkahi hidup ini
Agar senantiasa terciptaKohesi jiwa dan rahmatMU


Dibalik tabir hati dan cinta
M. Asyri Nugraha Hidayatullah

Selasa, 26 Mei 2009































Sempu Island


Sempu Island

Nama yang unik yang kuduga berasal dari bahasa Jawa.
Di Pulau inilah rombongan kami (IBIS/It Begins In Sempu) yang berjumlah 12 personnel ditemani dengan 3 orang team pemandu dari adventure melakukan trekking mendaki pegunungan demi melihat keindahan Laguna nan cantik di Pulau Sempu.
Perjalanan dimulai pada hari Jum’at pada pukul 19.00 WIB, pun sebenarnya boleh dikatakan perjalanan ini adalah illegal alias tidak mendapat ijin secara resmi dari pihak pelabuhan karena perjalanan malam untuk menyebrang menuju pegunungan sendang biru sangatlah tidak aman, terutama dikala kondisi cuaca basah dan hujan. Kebetulan di saat yang sama, kami mendapatkan rejeki bepergian di saat sisa hujan dan gerimis masih terasa.
Singkat kata, perjalanan pun dilakukan dimana kami membuat formasi berselang seling antara laki-laki dan perempuan. Para pendaki pria antara lain Mas Vidy, Mas Timbul, Mas Mamat, Mahfudz, Dayat, Ipen, Udjo, Bagir, Dharman, Rama, sedangkan pendaki dari kaum hawa diantaranya ada Sisca, Feby, JukiRani, MahaRani, Daning.
Penyusuran pegunungan pun dimulai dengan irama yang cukup selaras di awal, walau di tengah-tengah ekspedisi kami mengalami berbagai kendala akibat kondisi jalan yang licin akibat hujan, jalan setapak yang cukup menantang, serta batu karang yang siap menghujam jika kondisi fisik tidak siap dan gejala “lemot” alias pikiran kosong menghampiri.
Selama perjalanan, salah satu rekan kami (Rama) mengalami cedera akibat luka karena ebrbenturan dengan benda keras atau karang ketika ingin menyebrangi jembatan. Kami pun berhenti beberapa saat untuk mengobati cedera yang sedang dideritanya. Setelah proses pengobatan sudah dilakukan, selanjutnya kami teruskan perjalanan kami untuk mencapai pantai di pulau Sempu.
Rombongan pun berhasil mencapai pulau Sempu pada pukul 23.30 WIB

Causa Prima

Causa Prima


Ringkih kurasa
Ketika hati dilanda gulana
Tak tahan jari ingin berbicara
Tatkala suara ingin memberontak...

Wahai makhluk paling sempurna
Sudahkah kau pahami arti penciptaanmu
Manakala definisi tidak berujung
Akan makna dari kesuksesan

Sudahkah kau sadari pentingnya penciptaanmu
Di saat Tuhan berkata
Tidaklah main-main dalam penciptaanmu
Sungguh mulia dirimu

Ya Rabb yang maha mulia
Tak kuasa hamba bersujud
Bahkan terasa malu diri ini padamu
Terhadap nikmatmu yang melimpah

Hanya tangis rintih dan sujud yang kupanjatkan
Tak jua lupa akan ridhomu melalui kemuliaan kasih sayang dari ibu
Betapa do'a tidak terputus dari sang ayah
Sebagai tuntunan kebahagiaan

Khilaf yang selalu mendera
Tak kuasa medula di kepala menahan
Betapa hanya memohon padamu
Yang selalu sabar dan penuh kasih sayang menjaga
Hikmah dan hidayahmu selalu kau curahkan

Sungguh beruntung wahai annas
Dengan analisa berpikirmu
Sehingga syukur yang wajib kau panjatkan
Mensyukuri limpahan nikmatmu

Hembusan nafas dan indahnya penciptaanmu
Hasil karya sang causa prima
Maka nikmat apa lagi yg aku dustakan
Marilah kita pahami dan hayati
Sudahkah kita memenuhi
Akan amanah tinggi untuk kitaSebagai makhluk paling sempurna...

Gores pena di waktu fajar
M. Asyri Nugraha H.